Apakah yang muncul dalam benak anda ketika pertama kali mendengar kata Airsoft Gun? Jika yang muncul adalah senjata api yang berbahaya, tentu kemampuan Bahasa inggris anda perlu ditingkatkan. Jika dilihat dari arti kata masing-masing, air= udara, soft=lembut, gun=senjata, jadi jelas bukan senjata api, JANGAN DISAMAKAN
Airsoft guns are replica firearms, or a special type of air guns used in airsoft, that fire
spherical projectiles of many different materials, including (but not limited
to) plastic, and biodegradable material. (Wikipedia)
Airsoft gun merupakan replika dari senjata api, atau tipe
tertentu yang digunakan dalam airsoft, yang menembakan proyektil bundar dari
berbagai jenis material, termasuk (tapi tidak terbatas pada) plastik, dan
material biodegradable (dapat terurai
oleh organisme hidup lainnya).
Airsoft Gun atau biasanya disebut ersop didesain tidak
mematikan walau bentuk replikanya realistis/ nyaris sama dengan bentuk senjata
api aslinya. Beberapa merk terkenal bahkan bekerjasama dengan produsen asli
agar replika yang dibuatnya sama dengan aslinya.
Ersop menggunakan peluru BB (bearing balls / baby bullets)
berukuran 6mm, berbeda dengan airgun yang menggunakan ukuran 4.5mm. Ada
beberapa juga yang menggunakan BB ukuran 8mm, seperti Marushin memproduksi ersop
yang menggunakan tipe 8mm (dibahas di artikel lainnya).
Pada dasarnya Airsoft Gun dapat dibagi menjadi beberapa
jenis, yaitu:
1. Spring
powered/ ditenagai oleh pegas, biasanya hanya menyediakan mode single shot. Untuk tipe ini sekali
kokang sekali tembak, menggunakan tenaga manusia untuk kokangannya. Setelah
dikokang ersop dapat melontarkan peluru BB satu persatu, atau beberapa BB
sekaligus untuk ersop jenis shotgun. Jenis ersop ini biasanya diterapkan pada
ersop jenis sniper dan shotgun, namun pada ersop-ersop kelas ekonomis biasanya
ada juga tipe pistol/ revolver/ handgun, assault rifle/
carbine, sub machine gun (SMG),
dan machine gun. Ersop jenis ini
memiliki durability /ketahanan yang
tinggi karena memiliki part mekanis yang lebih sedikit ketimbang ersop lainnya
serta yang paling efisien dari semuanya, jumlah BB yang dihabiskan tergantung
sesering apa anda mengokang dan menembak.
2. Electric guns, atau biasa disebut dengan AEG (Automatic Electric Gun), menggunakan dinamo dengan torsi yang tinggi. Mekanismenya, dinamo tersebut menggerakan gear sehingga menggerakan piston untuk menyedot udara dan menekannya sehingga dapat mengeluarkan udara dengan cepat yang dapat melontarkan BB.
Dinamo tersebut digerakan oleh baterai dan
baterai yang biasanya digunakan adalah NiCd (pada awalnya) berkembang
menggunakan Li-Po dan Li-ion dengan voltase bervariasi 3.4V – 14V. Beberapa
model AEG ada juga yang menggunakan baterai Alkaline ukuran AAA atau AA.
Masing-masing baterai tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Jenis ini memiliki varian lain yaitu:
a.
Electric
Blow Back (EBB), mekanismenya pada dasarnya sama dengan AEG namun memiliki
mekanisme tambahan untuk mendapatkan sensasi recoil atau hentakan seperti aslinya. Hentakan buatan tersebut
muncul dengan timing yang tepat saat
menembak seolah-olah hentakan tersebut berasal dari ledakan mesiu di dalam
peluru.
b.
Low Power
Electric Gun (LPEG), varian lain dari AEG namun dengan daya lontar yang
kecil yaitu kurang dari 200fps. LPEG ini cukup ekonomis karena sebagian besar
bahannya dari plastic termasuk juga gearbox-nya,
terkecuali untuk LPEG tertentu seperti produksi Tokyo Marui yang harganya
“lumayan” karena kualitasnya melebihi LPEG produksi pabrikan Cina.
Beberapa referensi web lebih menyarankan spring
action yang performanya bisa melebihi low-end
LPEG ini dengan harga yang lebih murah. Varian ini berbeda dengan Mini Electric yang akan dijelaskan di
bawah ini.
c.
Mini
Electric, varian ini bukan benar-benar replika dari senjata api (senpi)
tapi miniature dari senpi, dan biasanya dibuat dari plastic, kapasitas BB yang
kecil antara 50-100 BB, jarak tembak yang lumayan dan memiliki hop-up. Saat ini yang populer
memproduksi mini electric adalah
Tokyo Marui walau ada juga beberapa merk Cina namun kualitasnya tidak sebagus
Tokyo Marui. Mini electric ini tidak
direkomendasikan dalam war Games
dengan sesama AEG (selain LPEG) tentu, terkecuali mungkin war games yang hanya menggunakan pistol spring dalam jarak dekat.
d.
Automatic
Eletric Pistol (AEP), varian ini sempat ramai pada masanya. Mekanismenya
masih sama seperti AEG namun diterapkan khusus untuk jenis pistol/ handgun.
Jenis AEG ini lebih banyak penggemarnya menurut referensi
beberapa web, karena dari segi efisiensi lebih baik dari jenis lain (khususnya jika dibandingkan dengan jenis GBB/ Gas Blowback), hanya membutuhkan baterai, singkatnya tinggal charge, nyalakan dan langsung tembak
dengan ROF tinggi pula. Ada juga model-model yang Hich Cycle, yang rotasinya bisa lebih dari 30ribu per menit dapat
melontarkan sampai dengan 25BB/detik.
Selain itu, kapasitas magazine
(mag) sangat besar bisa mencapai 300butir/ mag, untuk mag tipe drum bahkan bisa
sampai ribuan. Sekali trigger ditekan
tak perlu khawatir amunisi habis, bawa cadangan mag hi-capacity 1 pcs pun sudah
cukup.
3. Gas
powered airsoft guns, ersop ini menggunakan gas sebagai sumber tenaganya,
biasanya menggunakan “green gas”, propane, HFC-134a, “red gas”/ HCFC-22, R22, CO2 dan nitrogen/ udara tekanan tinggi.
Untuk di Indonesia sendiri, lebih banyak menggunakan green gas, HFC-143a dan CO2. Ersop jenis ini high cost namun cukup banyak peminatnya, mode tembaknya bisa single, semi-automatic/ 2-3 rounds per shoot, atau full-automatic/ rapid fire. Berikut ini variannya:
a.
Gas
Blow-back (GBB), sumber tenaganya menggunakan gas untuk melontarkan BB dan
memberikan efek recoil/ blow-back. Ersop ini mempunyai mekanisme
yang memanfaatkan gas buang yang digunakan untuk menggerakan slide pada handgun ataupun cocking lever
sehingga muncul efek recoil yang
menyerupai aslinya. Oleh karena itu, ersop ini cukup boros dalam menggunakan
gas, dan fps-nya biasanya tidak sebesar varian yang non blow-back. Ersop yang high
cost and high maintenance, namun dapat memberikan sensasi yang berbeda
ketika war games, karena ada
keterbatasan “peluru” yang kita miliki. Biasanya 1 mag untuk ersop GBB ini
kapasitasnya antara 22-49 BB. Kalaupun menggunakan drum mag, kapasitasnya tidak akan sebesar drum mag untuk AEG, karena drum mag tipe gas memerlukan kompartemen
untuk meyimpan gas selain untuk menyimpan BB di dalamnya.
b.
Gas Non
Blow-back, sumber tenaga gas hanya digunakan untuk melontarkan BB, tidak
ada efek recoil/ blow-back. Biasanya
ersop jenis ini memiliki fps yang lebih tinggi ketimbang yang GBB.
5. Hybrid guns, pada dasarnya dapat disebut dengan standar AEG atau GBB dengan extra sensasi real, sensasi seperti menggunakan senpi aslinya. Biasanya jenis ini lebih powerful. Berikut ini penjelasannya:
a. AEG Hybrid Operation: magazine diisi
dengan selongsong peluru dimana masing-masing selongsong tersebut diisi BB atau
plastic pellet. Selongsong tersebut
memiliki “red cap”, seperti mainan
anak-anak pistol-pistolan korek api. Sumber tenaga ersop ini electric, memiliki
mekanisme full blowback system dan ditembakan “satu per selongsong”. Selongsong
tersebut keluar setelah ditembakan dan disertai dengan bunyi meletus seperti
senpi asli dan efek asap yang muncul dari “red
cap” tersebut. Saat ini tidak banyak produsen yang mengeluarkan model ini.
b. Gas Blow Back Hybrid Operation, pada
dasarnya mekanisme operasinya sama seperti AEG
hybrid, 6mm BB dimasukan ke dalam selongsong, dimasukan ke dalam magazine, saat ditembakan, slide/bolt ditarik ke belakang (atau
saat terjadi blow-back) maka selongsong
tersebut masuk ke chamber. Ketika trigger diaktifkan, ledakan kecil keluar
bersamaan saat BB dilontarkan dari barrel.
Sumber:
en.wikipedia.org
kaskus.co.id
kriss-arms.com
gamefaceairsoft.crosman.com
kaskus.co.id/forum/187/airsoft-indonesia
starsteam.org
Thanks for reading & sharing Barupedia
0 komentar:
Post a Comment